Ketua Pusat Riset Inovasi dan Teknologi Pakan (PR-ITP), Prof. Dr. Ir. Samadi, M.Sc menyebutkan bahwa potensi investasi pabrik pakan ternak di Aceh sangat menjanjikan, karena permintaan terhadap pakan ternak tinggi.
Hal ini disampaikan Samadi saat membuka acara seminar Mata Kuliah Agrotechonopreneurship, Sabtu 4/5/2025. Hadir sebagai narasumber Direktur PT Golden Daru Utama (GDU), Shim Kyuung Hee
Seminar yang diselenggarakan oleh Departemen Peternakan USK kerjasama dengan Pusat Riset Inovasi dan Teknologi Pakan USK bertujuan transfer knowledge terkait potensi industri pakan dan ayam petelur dan membicarakan strategi pengembangan bisnis peternakan di Aceh kedepannya. Seminar yang diselenggarakan di MPR Fakultas pertanian dihadiri oleh Mahasiswa Peternakan, Ketua Departemen, Dosen dan juga staff PT. PEMA Aceh (PEMA).
Dalam paparan materi seminarnya, Shim menceritakan alasan ketertarikannya berinvestasi di Aceh. Menurutnya, Aceh memiliki lahan luas yang prospektif untuk mengembangkan komoditi pertanian khususnya jagung yang merupakan bahan baku utama pakan unggas.
Awal berdirinya, PT. GDU beroperasi dibidang bahan baku pakan yaitu suplier jagung kering untuk perusahaan pakan Medan, Sumatera Utara. Jagung dari petani baik mitra maupun mandiri ditampung dan dibeli dengan harga yang lebih mahal.
Kemudian, lanjutnya, melihat potensi adanya pasar untuk memasok pakan khususnya ayam petelur membuatnya tertarik untuk produksi pakan sendiri. Keputusannya memilih untuk produksi ayam pakan ayam petelur dikarenakan sentra ayam petelur belum dikuasai oleh perusahaan melalui program mitra. Dengan demikian akan memudahkannya untuk memasarkan produknya. Diawal produksi pakan, sebanyak 36 ton/bulan pakan disuplai untuk kebutuhan produksi ayam petelur program dinas Peternakan Aceh.
Saat ini, PT. GDU telah mampu memasarkan produknya untuk peternak ayam petelur sampai ke Kabupaten Nagan Raya. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa saat ini, PT. GDU juga memeliharan 10.000 ayam petelur di Indrapuri.
Menurut PEMA Aceh, Saiful Mahlil, kebutuhan telur Aceh hanya 2% yang disuplai dari lokal dari kebutuhan 2,1 juta telur/hari, selebihnya masih bergantung dari Medan, Sumatera Utara. Oleh karena itu, investasi perusahaan pakan dan ayam petelur sangat potensial yang secara sinergi mampu mendukung kebutuhan pasokan telur daerah.
Kontributor: Yasar