Pusat Riset Inovasi dan Teknologi Pakan (PR-ITP) memperkenalkan metode fermentasi pakan berbasis ampas sagu yang diolah dengan menggunakan EM4, dedak, dan molases. Kegiatan ini berlangsung di Laboratorium Lapangan Peternakan (LLP) Depertemen Peternakan, Fakultas Pertanian USK berlamat di Desa Rukoh pada 21 Agustus 2024 .
Ketua PR-ITP, Prof. Samadi, mengkoordinir langsung kegiatan ini dan dihadiri oleh tim PR-ITP serta mahasiswa Peternakan USK dari berbagai angkatan. Dalam sambutannya, Prof. Samadi menjelaskan bahwa metode fermentasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pakan ternak sapi dengan memanfaatkan ampas sagu, yang selama ini sering kali dianggap sebagai limbah. Dengan pakan yang lebih berkualitas dan ekonomis, diharapkan produktivitas dan kesehatan ternak sapi dapat meningkat secara signifikan.
Fermentasi menggunakan EM4 ini bertujuan untuk memperbaiki struktur pakan serta meningkatkan kandungan protein dan serat yang dibutuhkan oleh sapi. Sementara itu, dedak dan molases berfungsi untuk menambah nilai nutrisi dan palatabilitas pakan bagi ternak.
Fermentasi pakan ini memanfaatkan teknologi yang relatif sederhana namun efektif. Drum plastik digunakan sebagai silo untuk fermentasi, sebuah solusi praktis yang mempermudah pengolahan pakan dalam skala kecil hingga menengah. Metode ini diharapkan dapat memberikan alternatif pakan yang lebih ekonomis dan berkelanjutan bagi peternak sapi.
Dalam kegiatan ini, para mahasiswa peternakan berperan aktif dalam membantu pelaksanaan proses fermentasi serta monitoring hasil. Partisipasi mereka tidak hanya memberikan pengalaman praktis, tetapi juga mendukung penyebaran teknologi pakan inovatif ini di kalangan akademisi dan praktisi peternakan.
PR-ITP berkomitmen untuk terus melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang teknologi pakan serta memberikan pelatihan kepada peternak dalam penerapan teknologi ini. Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan inovasi fermentasi pakan berbasis ampas sagu ini dapat diterima dan diimplementasikan secara luas, memberikan manfaat jangka panjang bagi sektor peternakan di Indonesia.